Sudah sejak lama para ahli astronomi Kristiani mencoba memecahkan misteri ‘Bintang di Timur’ yang diperbincangkan setiap perayaan Natal. Kini seorang professor di Universitas Notre Dame di Amerika telah menjawabnya secara ilmiyah. Fokusnya adalah: apa nama planet “Bintang di Timur” yang menuntun tiga orang cendekia pergi ke Bethlehem sekitar 2 ribu tahun yang lalu.
Sebagai seorang pakar astrofisika teori, Prof. Grant Mathews ingin memperoleh jawaban yang spektakuler seperti supernova layaknya. Namun dalam pencariannya selama dua tahun, hasilnya kurang spektakuler. Dugaan sementara yang diperolehnya, benda langit diatas Bethlehem sekitar saat kelahiran Jesus Kristus itu adalah rangkaian satu garis dari beberapa planet, matahari dan bulan. Bintang yang satu itu telah diabadikan dalam banyak kidung Natal, cerita sandiwara dan film. Ketenaran bintang itu mendorong para ahli astronomi, ahli teologi dan sejarawan untuk mencari tahu nama bintang itu sejatinya apa. Johannes Kepler, astronoom Jerman, menjawab pada tahun 1604 bahwa pada 7 tahun Sebelum Masehi, Mars-Jupiter-Saturnus berada pada satu garis lurus. Kelebihan Prof Grant Mathews dari Johannes Kepler dan cendekia lainnya adalah dia mempunyai akses ke database milik NASA. Dengan database itu, kita bisa tahu bintang apa saja yang terlihat terang di satu tempat tertentu dimasa lalu. Prof Grant Mathews mengajukan beberapa kemungkinan. Untuk sampai kepada satu jawaban, dia mengajukan 3 pertanyaan: (1) Kapan kejadiannya?; (2) Apa ciri2nya?; dan (3) Siapa saja saksi yang melihatnya? Kitab Mateus mengisyaratkan bahwa Jesus lahir di Bethlehem pada saat Herodus adalah raja. Menurut sejarawan Romawi Flavius Josephus, raja Herodus meninggal setelah terjadi gerhana bulan sebelum Paskah. Prof Mathews mengatakan 'Bintang di Timur' itu terlihat pada 6 tahun SM, 5 tahun SM, 1 tahun SM atau 1 tahun Masehi. Bintang itu paling tidak bersinar 2 tahun sebelum 'Tiga Cendekiawan dari Timur' yang tidak lain adalah para ulama Zoroaster berangkat menunggang unta dari Iran. Ciri2 yang dijadikan petunjuk adalah bintang itu terlihat menjelang fajar dan terlihat bagaikan "bersemayam di langit" Prof Grant Mathews juga merujuk pada tulisan ahli astronomi Korea dan China yang merekam bahwa pada sekitar 4 tahun SM ada komet tanpa ekor yang tidak bergerak. Dengan petunjuk2 yang ada, Prof Grant Mathews sampai pada beberapa kemungkinan, yaitu supernova atau nova atau beberapa planet segaris. Prof Grant Mathews mempersempit kemungkinan menjadi 2 supernova saja untuk saat itu. Tapi satu supernova itu berada begitu rendah di horizon sehingga sukar terlihat. Sedang supernova lainnya namanya Kes 75, tapi ini jaraknya 60 ribu tahun cahaya dari bumi sehingga tidak begitu terang. Prof Grant Mathews juga menemukan nova yang berkemungkinan menjadi bitang Natal. Namanya Nova Aquilae V603. Tapi nova dan komet pada jaman dahulu dipercayai sebagai pertanda bencana bukan kabar baik. Jadi menurut Prof Grant Mathews satu2nya kemungkinan adalah bintang Natal itu tidak lain adanya planet2 segaris. Kemungkinannya planet2 segaris terjadi pada: 1. Tanggal 20 Februari 6 tahun SM. Pada hari itu Mars, Jupiter dan Saturnus berada segaris pada rasi Pisces. 2. Tanggal 17 April 6 tahun SM. Pada hari itu matahari, Jupiter, bulan dan Saturnus berada segaris dalam rasi Aries. Sedangkan Venus dan Mars berada pada rasi berdekatan. 3. Tanggal 17 Juni 2 tahun SM. Pada hari itu Jupiter dan Venus segaris pada rasi Leo. Menurut Prof Grant Mathews, kemungkinan paling besar adalah tanggal 17 April 6 tahun SM. Ini masuk akal, karena 3 orang cendekia dari Timur tak lain adalah ahli astroloigi Zoroaster. Mereka percaya bahwa Aries pertanda datangnya seorang pemimpin kuat. Prof Grant Mathews berencana menuliskan temuannya dalam Quarterly Journal terbitan The Royal Astronomical Society. Dia juga berencana menulis buku. Sumber: AP
Tinggalkan komentar